“Yuran Fernandes”, Menjejak Dari Sal Rei ke Makassar,Membawa Tenang Di Tengah Badai

YURAN FERNANDES, KAPTEN PSM MAKASSAR.

SPORT,detikpublik, Co.IdDi antara riuh rendah stadion-stadion Liga 1, nama Yuran Fernandes selalu muncul dengan aura yang berbeda: tenang, tegap, dan terasa seperti pilar yang menghentikan laju kekacauan. Sulit membayangkan bahwa perjalanan panjang lelaki setinggi 198 sentimeter ini bermula dari sebuah kota kecil di Tanjung Verde, Sal Rei, tempat angin laut bertiup lembut dan sepak bola lebih sering dimainkan di hamparan pasir daripada rumput hijau.

Lahir pada 19 Oktober 1994, Yuran tumbuh sebagai bocah yang jatuh cinta pada bola—dan seperti banyak anak Afrika, ia bermain bukan untuk bermimpi menjadi pesepak bola profesional, tapi semata‐mata karena ia menyukainya. Namun dunia punya rencana lain. Di usia remaja, bakat dan posturnya mengantarkannya keluar dari rumah, menuju Portugal, negeri pertama yang menjadi “lab” kehidupannya.

Portugal: Tanah Pelajaran dan Perpindahan yang Tak Pernah Usai

Karier awal Yuran di Portugal tidaklah glamor. Ia memulai dari level bawah, dari klub-klub kecil yang jarang mendapat sorotan. Tahun 2013 ia berseragam Africanos Bragança—klub yang bahkan bagi sebagian penggemar sepak bola Eropa mungkin terdengar asing. Dari sana, perjalanan Yuran penuh tanjakan: Argozelo, Gafetense, Armacenenses, Louletano, Olhanense, Pinhalnovense, hingga akhirnya Estrela Amadora dan Torreense.

Dari luar mungkin terlihat seperti karier yang terombang-ambing, tetapi di balik itu ada seorang pemain yang terus mengasah diri, mencari ruang, dan tak berhenti percaya bahwa kesempatan besar akan datang. Di Estrela, ia ikut merasakan manisnya promosi ke Liga 2. Di Torreense, ia merasakan status juara Liga 3. Setiap tahun, setiap stadion kecil yang ia singgahi, membentuk ketangguhan yang kelak membuatnya bersinar di negeri jauh: Indonesia.

Makassar: Babak Baru, Tanah Baru, Cinta Baru

Tahun 2022, langkahnya tiba di tempat yang mungkin tak pernah ia bayangkan di masa kecil: Makassar. PSM—klub penuh sejarah, penuh emosi, penuh kultur sepak bola yang garang—menyambutnya.

Saat pengumuman kedatangannya disampaikan di Instagram resmi klub, belum banyak yang tahu bahwa di balik nama itu ada seorang bek yang bukan hanya tinggi, namun juga tenang, cerdas, dan matang. Dan di lapangan, Yuran membuktikan semuanya dengan cepat. Dalam waktu singkat, ia menjadi elemen penting lini pertahanan PSM.

Bertanding lebih dari 100 kali, mencetak 16 gol, memimpin rekan-rekannya, dan akhirnya mengenakan ban kapten—itulah cerita Yuran di Juku Eja.
Tanpa banyak kata-kata, Yuran bekerja. Tanpa banyak gaya, ia menghadirkan rasa aman bagi tim.

Postur 198 sentimeter itu bukan sekadar angka: itu adalah jangkar. Pemain yang dihormati kawan, ditakuti lawan, dan dicintai penonton karena ketenangannya.

Tantangan, Kontroversi, dan Kedewasaan

Namun karier seorang pesepak bola tak selalu merupakan parade kemenangan. Yuran pun merasakan badai—beberapa yang cukup besar untuk mengguncang satu karier.

Pada Mei 2025, Komdis PSSI menjatuhkan skors 12 bulan kepadanya setelah sebuah kritik di media sosial dianggap melanggar regulasi disiplin. Sebelumnya ia juga pernah menerima sanksi terkait tindakan di lapangan. Kehidupan sepak bola di Indonesia yang penuh dinamika memang terkadang membuat pemain asing terkejut—dan Yuran bukan pengecualian.

Ia sempat menjauh dari lapangan. Namun ia tidak hilang. PSM membelanya, mendampinginya, dan para suporter tetap mendukungnya. Seperti pemain yang tumbuh dari kerasnya sepak bola lapis bawah Portugal, Yuran belajar, menerima, dan bangkit.

Akhir 2025, saat masa skors dan hukuman pertandingan mulai tuntas, ia kembali bermain. Sorak-sorai di tribun menyambutnya seperti kepulangan seseorang yang telah melalui perjalanan panjang.

Kapten, Pemimpin, dan Sosok yang Diperhitungkan

Di PSM, Yuran bukan hanya bek tengah. Ia adalah kapten, pemimpin, alarm pertahanan, sekaligus simbol kedewasaan baru yang tumbuh melalui pengalaman pahit dan manis.
Pengamat sepak bola menilai kehadirannya sangat vital—bukan sekadar karena fisiknya, tetapi karena kehadirannya mengatur ritme tim.

Dalam duel udara ia dominan.
Dalam membaca serangan ia jeli.
Dalam memimpin ia dewasa.

PSM, para pelatih, hingga suporter menyadari satu hal: betapa sulit digantikan seorang Yuran.

Masih Menjejak, Masih Berjuang

Kontraknya bersama PSM Makassar berjalan hingga 2026, dan selama itu pula Yuran bertekad memberikan yang terbaik untuk klub yang telah memberinya panggung dan cinta.

Di balik hakim garis, sorotan kamera, dan riuh stadion, Yuran Fernandes tetaplah Yuran yang dulu tumbuh di Sal Rei: pekerja keras yang jarang bicara, tapi selalu menyampaikan sesuatu lewat permainan.

Ia datang sebagai pemain asing.
Ia berkembang menjadi pilar.
Dan kini, ia adalah bagian dari cerita PSM Makassar yang tak bisa dipisahkan.

( Tim Redaksi )

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *